Jumat, 28 Oktober 2011
Rabu, 03 Agustus 2011
Senin, 04 Juli 2011
Selasa, 28 Juni 2011
aku kira kebisuan hanya jeda dalam kata,
karena camar setia
menyapa nelayan yang melaut lepas
ketika tebaran jala merentang cakrawala
tentang ada keprihatinan
tentang pssi,
tentang banyak catatan
dan ingin mencari jawab
mengapa media kita miskin mengapresiasi sastra,
tentang hati yang gersang mencari pelampiasan lewat tontonan
lupakan saja
mari menghirup udara pagi parangtritis
dan biarkan kaki-kaki yang tak lepas menyapa pantai
mengejar debur ombak
karena camar setia
menyapa nelayan yang melaut lepas
ketika tebaran jala merentang cakrawala
tentang ada keprihatinan
tentang pssi,
tentang banyak catatan
dan ingin mencari jawab
mengapa media kita miskin mengapresiasi sastra,
tentang hati yang gersang mencari pelampiasan lewat tontonan
lupakan saja
mari menghirup udara pagi parangtritis
dan biarkan kaki-kaki yang tak lepas menyapa pantai
mengejar debur ombak
kenangan
titik hujan
kenangan diwaktu kecil
merangkai permata dibibir jendela
hujan
juga kenangan remaja
bersama dara
pulang sekolah basah kuyup mengejar angkota
hujan kini
teringat jemuran tadi pagi
yang belum diangkat
ah...
masihkah
kenangan diwaktu kecil
merangkai permata dibibir jendela
hujan
juga kenangan remaja
bersama dara
pulang sekolah basah kuyup mengejar angkota
hujan kini
teringat jemuran tadi pagi
yang belum diangkat
ah...
masihkah
Sabtu, 12 Februari 2011
harmoni
kucari dan kueja
dalam bilik kamus kata
harmoni
seperti mata air
membuncah
memberi banyak arti
membuncah
memberi banyak arti
pada diri ati
Kamis, 04 November 2010
innalillahi wa inna ilaihi rojiun
ketika laut meludahi pantai
gunung meludahi kakikakinya
bukit-bukit meludahi lembah
benarkah??
atau
karena tangan kita yang meludahi gunung
kaki kita meludahi laut
pikiran kita meludahi bukit
atau
akal dan hati kita ysng suka
meludah sembarangan
dan tidak punya sopan santun, belas kasihan
maka simpan saja ratapanmu
di dalam perut buncitmu
innalillah
bagi papa yang lugu
untuk sepotong kehidupan yang mulai meranggas
pada
pemimpin negeri yang tidak punya telinga
dan mata hati
innalillah
pada kasih sayang yang hampa
dan selalu ditakar rupiah
pada mulut yang berbusa janji tak pernah ditepati
innalillah
sebaik jasad yang terbujur
dari jiwa yang fana dan pasrah
sehingga setiap telinga terbuka
tutur berfakta
hati terikat dzikir
tangan terbelenggu untuk nista
bekerja keras untuk bermakna
haati tunduk setunduk-tunduknya
pada Dzat Penguasa jagat Alam Semesta
lillah
lillah
lillah
gunung meludahi kakikakinya
bukit-bukit meludahi lembah
benarkah??
atau
karena tangan kita yang meludahi gunung
kaki kita meludahi laut
pikiran kita meludahi bukit
atau
akal dan hati kita ysng suka
meludah sembarangan
dan tidak punya sopan santun, belas kasihan
maka simpan saja ratapanmu
di dalam perut buncitmu
innalillah
bagi papa yang lugu
untuk sepotong kehidupan yang mulai meranggas
pada
pemimpin negeri yang tidak punya telinga
dan mata hati
innalillah
pada kasih sayang yang hampa
dan selalu ditakar rupiah
pada mulut yang berbusa janji tak pernah ditepati
innalillah
sebaik jasad yang terbujur
dari jiwa yang fana dan pasrah
sehingga setiap telinga terbuka
tutur berfakta
hati terikat dzikir
tangan terbelenggu untuk nista
bekerja keras untuk bermakna
haati tunduk setunduk-tunduknya
pada Dzat Penguasa jagat Alam Semesta
lillah
lillah
lillah
Langganan:
Postingan (Atom)